assalamualaikum.wr.wb
Salah satu Al-Asma`ul Husna adalah Al-Jabbar (الْجَبَّارُ). Makna Al Jabbar sebagaimana diriwayatkan dari tafsir Ibnu
‘Abbas c. Beliau mengatakan bahwa makna Al-Jabbar adalah Yang Maha
Agung, dan sifat Jabarut artinya sifat keagungan. Demikian dinukilkan
oleh Al-Qurthubi t dalam tafsirnya
Dia-lah Allah Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Raja,
Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan keamanan, Yang
Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki
segala keagungan, Maha Suci, Allah dari apa yang mereka persekutukan.
(QS Al Hasyr 59: 23)
Adapun makna Al-Jabbar secara ringkas seperti yang disampaikan oleh
Asy-Syaikh As-Sa’di yaitu : “Yang Maha Tinggi dan Tertinggi, juga
bermakna Yang Memaksa, dan bermakna Ar-Ra`uf Yang kasih sayang, Yang
memperbaiki kalbu yang redam, memperbaiki yang lemah dan tidak mampu,
serta yang berlindung kepada-Nya.” (Tafsir As-Sa’di hal. 946) Ibnu Jarir
t mengatakan: “Yang memperbaiki urusan makhluk-Nya, Yang mengatur
mereka dengan sesuatu yang maslahat bagi mereka.” (Dinukil dari Tafsir
Ibnu Katsir, 4/367)
Salah satunya bahwa Dialah yang memperbaiki kelemahan hamba-hamba-Nya
yang lemah, dan Yang memperbaiki kalbu yang merasa redam di hadapan-Nya,
yang tunduk di hadapan kebesaran-Nya dan keagungan-Nya. Betapa banyak
kalbu yang redam lalu Allah perbaiki, yang fakir lalu Allah berikan
kecukupan, yang hina lalu Allah muliakan, yang kesusahan lalu Allah
hilangkan kesusahannya, yang kesulitan lalu Allah berikan kemudahan. Dan
betapa banyak orang yang terkena musibah lalu Allah perbaiki dengan
memberinya taufiq untuk kokoh dan sabar, dan Allah ganti karena
musibahnya dengan pahala yang besar. Maka hakikat makna Jabr adalah
memperbaiki keadaan hamba dengan melepaskannya dari kesulitan, serta
menghilangkan darinya kesusahan. Makna (kedua) bahwa Dia Yang Maha
memaksa, yang segala sesuatu tunduk kepada kebesaran-Nya, yang semua
makhluk tunduk kepada keagungan-Nya dan keperkasaan-Nya. Maka Dia
memaksa hamba-hamba-Nya kepada apa yang Dia kehendaki berupa sesuatu
yang sesuai dengan tuntutan hikmah-Nya dan kehendak-Nya. Maka mereka
tidak dapat lepas darinya.
Makna yang ketiga bahwa Dia yang Maha Tinggi dengan Dzat-Nya di atas
seluruh makhluk-Nya, sehingga tidak seorangpun mendekat kepada-Nya.
Al-’Allamah As-Sa’di t menyebutkan makna yang keempat, yaitu bahwa Dia
yang Maha Besar tersucikan dari segala kekurangan dan keserupaan dengan
siapapun, serta tersucikan dari sesuatu yang menyerupai-Nya, baik dalam
kekhususan-kekhususan-Nya maupun hak-hak-Nya. (Syarh Nuniyyah,
2/103-104)
yang tunduk patuh kepada-Nya.
"terima kasih anda sudah melihat blog saya"
"wassalam...wr.wb"
"wassalam...wr.wb"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar